Kamis, 03 Mei 2012

MAKNA HIDUP

Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai.
Bukan mengumpulkan nilai yg selalu dapat dikuantifikasi & konkret 100% terlihat;
Bukan tentang berapa banyak orang yg meneleponmu, mencarimu, mengagumimu, memujimu & juga bukan tentang siapa temanmu, sahabatmu;
Bukan tentang siapa yg tlah kau temani untuk bersenang-senang, olahraga yg kau suka mainkan, pemuda ato gadis mana yg menyukaimu ato kau sukai;
Bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu ato tempat tinggalmu atau asal sekolahmu;
Bahkan, juga bukan tentang nilai-nilai ujianmu, uang, baju, aneka lomba yg kau menangkan ato kalah, atau perguruan tinggi yg menerimamu ato yg tidak menerimamu.
Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak teman, ato apakah kau seorang diri, & bukan tentang apakah kau diterima ato tidak diterima oleh lingkunganmu.
Hidup yg paling utama bukanlah tentang itu,
karna itu hanya sebagai pelengkap mengisi kekosongan dari dimensi ruang & waktu akan kehidupanmu.
Namun, hidup ini adalah tentang siapa yg kau cintai ato kau sakiti,
Tentang bagaimana perasaanmu menghargai dirimu sendiri yg diperoleh karena hatimu,
Tentang kepercayaan, kebahagiaan, & belas kasih.
Hidup itu adalah tentang mengatasi rasa tidak peduli, & membina kepercayaan;
Kepercayaan dalam berhubungan antar sesama manusia, baik itu ortu, saudara, teman, sahabat, klien kerja, suami-istri, bahkan kepada TUHAN;
Tentang apa yg kau katakan & yg kau maksudkan dalam menerapkan konsistensimu & komitmenmu;
Tentang menghargai orang apa adanya & bukan karena apa yg dimilikinya.
Dan yg terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dgn cara yg tidak bisa digantikan dgn cara lain.
“Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.”

DISAAT AKU TUA


Disaat aku tua,bukanlah lagi diriku yang dulu.
Maklumilah aku, bersabarlah dalam menghadapiku.
Disaat aku menumpahkan kuah sayuran dan makanan dibajuku.
Disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu.
Ingatlah dahulu saat – saat bagaimana aku mengajarkan, membimbingmu untuk melakukannya.
Disaat aku dengan pikunnya mengulas terus menerus ucapan yang membosankan.
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku.
Dimasa kecilmu, aku mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah aku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Disaat aku membutuhkanmu untuk memandikanku, janganlah menyalahkanku.
Ingatlah dimasa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?
Disaat aku kebingungan menghadapi hal – hal baru dan teknologi modern, janganlah mentertawaiku.
Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.
Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan, ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.
Bagaikan dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.
Disaat aku melupakan topik pembicaraan kita, berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia.
Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih.
Maklumilah diriku, dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Selasa, 24 April 2012

Refleksi ...


Refleksi diri ibarat seperti menggali sumur.Awalnya akan berjumpa dengan lumpur, batu dan kotoran.Tetapi siapa saja yang tetap tekun dan setia dalam menggali diri, disuatu waktu ia akan berjumpa dengan kejernihan 



Catatan dari seekor anak semut. ..



Di pagi hari yang cerah Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah mewah. Suatu ketika, anak kecil pemilik rumah mewah itu keluar dan lupa menutup pintu rumah kembali.

Karna itulah seekor lalat bergegas terbang dan memasuki rumah mewah itu. Si lalat dengan sigapnya dan tanpa fikir panjang langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.

Si lalat pun ngomong sendiri "Saya udah bosan makan di tempat sampah-sampah itu melulu, ini saatnya bagi saya menikmati makanan segar dan lezat," katanya. Setelah perutnya kenyang dan kepalanya kunang-kunang kebanyaan makan , si lalat dengan segera ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun malang bagi si lalat ternyata pintu kaca itu telah terutup begitu rapat. maka Si lalat pun hanya bisa hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat tanpa putus asa terbang di sekitar kaca, dan sesekali menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.

Keesokan harinya tepatnya di pagi hari yang cerah, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan pulang, seekor semut kecil yang lugu bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Bro? Mengapa dia sekarat?".

"Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita semua."

Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab,"Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan intonasi dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini."

Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda." kadang kala seseorang melakukan seseuatu dengan cara yang sama dan engan untuk berinovasi sehingga cara yang mereka lakukan sudah ketingalan zaman sehingga dapat merugikan mereka sendiri.

Rabu, 30 November 2011

Kelihatan Baik, Belum Tentu Baik Ada nya

Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman,untuk dinikmati bersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis.Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu,pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya,melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 9000 dollar. Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya. Pemilik restoran,merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!

Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya.
“Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya ingin ayam gorengku.” Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati. Ia memohon agar diijinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan. Pada saat itulah si pemuda jujur menjadi marah dan meminta ayam gorengnya.
“Aku tidak mengerti” kata pemilik restoran. “Anda adalah satu-satunya pemuda jujur di tengah dunia yang tidak jujur! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar. Saya mohon,beritahukan nama Anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia istrimu?”
“Itulah masalahnya,” kata si pemuda. “Istriku ada di rumah,Wanita di dalam mobil itu adalah kekasihku, sekarang
berikan ayamku agar aku dapat pergi dari sini.”

Moral of the story: Mudah untuk terlihat baik di depan orang-orang yang tidak mengenalmu. Banyak di antara kita yang melakukan perbuatan baik di sana sini,pergi ke tempat ibadah, berkata benar, dan semua orang mengira kita adalah sosok ideal yang sebenarnya tidak demikian.

Yang terpenting adalah apa yang ada di dalam hatimu,Tidaklah Penting berapa banyak hal yang kau perbuat atau apa yang orang lain kira tentang dirimu. Yang penting adalah hal yang terdalam. Jangan lakukan sesuatu supaya orang lain menyukaimu atau supaya seseorang kagum padamu – lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, jadikan dirimu seseorang yang lebih baik. 

Saat ...


Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena ia lah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.

Diantara Macan dan Ular

Seorang Lelaki berlari tunggang Langgang dikejar oleh seekor macan di hutan. Macan dapat berlari lebih cepat daripada manusia, dan mereka juga makan manusia. Macan itu sedang lapar; lelaki itu dalam kesulitan. Ketika macan hampir saja berhasil menerkamnya, orang itu melihat sebuah sumur di pinggir jalan. Dalam keputusasaannya, tanpa pikir panjang dia melompat ke dalam sumur itu. Segera saja dia sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal. Sumur itu kering, dan di dasarnya, dia melihat segulung besar ular hitam. Secara naluriah dia menggapaikan lengannya untuk meraih tepi sumur, dan tangannya menemukan sebuah akar pohon yang mampu menahan laju kejatuhannya. Ketika dia telah merasa cukup tenang, dia melihat si ular hitam menjulurkan tubuhnya setinggi mungkin untuk mencoba menyerang kakinya, tetapi kakinya sejengkal lebih tinggi. Dia lalu mendongakkan kepala dan melihat si macan mencondongkan tubuhnya di bibir sumur untuk mencoba mencakarnya dari atas; tetapi tangannya sejengkal lebih jauh dari cakar si macan. Selama dia merenungkan keadaannya yang mengenaskan itu, dia melihat dua ekor tikus, yang satu hitam dan lainnya putih, muncul dari sebuah lubang kecil dan mulai mengerat akar pohon yang dipegangnya. 
Selama si macan mencoba mencakarnya, kaki belakangnya berpijak pada sebuah pohon kecil ditepi sumur yang menyebabkan pohon itu bergoyang-goyang. Pada salah satu dahan pohon yang menjuntai dari atas sumur, terdapat sebuah sarang lebah, madu pun mulai menetes jatuh ke dalam sumur. Melihat tetesan madu, lelaki itu menjulurkan lidahnya untuk menangkap tetesan madu tersebut.  "Mmmm! Sedap sekali," dia berkata kepada dirinya sendiri dan
tersenyum. 

Kehidupan ini selamanya dalam proses panuntasan. Lebih lanjut, sering dalam kehidupan ini kita bagaikan terjebak di antara macan lapar dan ular hitam, di antara kematian dan sesuatu yang lebih buruk, dengan siang dan malam (kedua tikus) mengunyah ngunyah seutas tali kehidupan tempat kita bergantung. Bahkan dalam situasi yang menakutkan seperti itu, selaiu ada saja madu yang menetes entah dari mana. Jika kita bijaksana, kita akan menjulurkan lidah untuk menikmati tetes-tetes madu itu. Mengapa tidak? Ketika tak ada yang perlu dilakukan, ya jangan ngapa-ngapain, nikmati saja tetes tetes madu kehidupan. 

Tatkala lelaki itu tengah menikmati tetesan madu, tikus-tikus terus mengerat akar pohon sehingga menjadi makin tipis dan makin tipis saja. Si ular hitam pun terus mennjulur-julurkan tubuhnya makin dekat dengan kaki si lelaki; sementara si macan terus mencondongkan tubuhnya lebih dalam lagi hingga cakarnya nyaris menjangkau tangan si lelaki. Lalu si macan dengan penuh semangat mencondongkan kembali tubuhnya lebih dalam lagi, tiba-tiba dia terjatuh ke dalam sumur, meluncur melewati lelaki itu dan menimpa si ular sampai mati; macan itu pun sekarat di dasar sumur.
Yah, itu bisa saja terjadi! Dan sesuatu yang tak terduga biasanya terjadi. Begitulah kehidupan kita. Jadi mengapa menyia-nyiakan momen manisnya madu, bahkan bila kita berada dalam masalah yang benar-benar pelik sekalipun. Masa depan itu tak pasti, kita tak pernah tahu pasti apa yang akan terjadi kemudian.