Rabu, 30 November 2011

Kelihatan Baik, Belum Tentu Baik Ada nya

Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman,untuk dinikmati bersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis.Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu,pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya,melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 9000 dollar. Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya. Pemilik restoran,merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!

Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya.
“Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya ingin ayam gorengku.” Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati. Ia memohon agar diijinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan. Pada saat itulah si pemuda jujur menjadi marah dan meminta ayam gorengnya.
“Aku tidak mengerti” kata pemilik restoran. “Anda adalah satu-satunya pemuda jujur di tengah dunia yang tidak jujur! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar. Saya mohon,beritahukan nama Anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia istrimu?”
“Itulah masalahnya,” kata si pemuda. “Istriku ada di rumah,Wanita di dalam mobil itu adalah kekasihku, sekarang
berikan ayamku agar aku dapat pergi dari sini.”

Moral of the story: Mudah untuk terlihat baik di depan orang-orang yang tidak mengenalmu. Banyak di antara kita yang melakukan perbuatan baik di sana sini,pergi ke tempat ibadah, berkata benar, dan semua orang mengira kita adalah sosok ideal yang sebenarnya tidak demikian.

Yang terpenting adalah apa yang ada di dalam hatimu,Tidaklah Penting berapa banyak hal yang kau perbuat atau apa yang orang lain kira tentang dirimu. Yang penting adalah hal yang terdalam. Jangan lakukan sesuatu supaya orang lain menyukaimu atau supaya seseorang kagum padamu – lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, jadikan dirimu seseorang yang lebih baik. 

Saat ...


Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu. Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena ia lah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.

Diantara Macan dan Ular

Seorang Lelaki berlari tunggang Langgang dikejar oleh seekor macan di hutan. Macan dapat berlari lebih cepat daripada manusia, dan mereka juga makan manusia. Macan itu sedang lapar; lelaki itu dalam kesulitan. Ketika macan hampir saja berhasil menerkamnya, orang itu melihat sebuah sumur di pinggir jalan. Dalam keputusasaannya, tanpa pikir panjang dia melompat ke dalam sumur itu. Segera saja dia sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan fatal. Sumur itu kering, dan di dasarnya, dia melihat segulung besar ular hitam. Secara naluriah dia menggapaikan lengannya untuk meraih tepi sumur, dan tangannya menemukan sebuah akar pohon yang mampu menahan laju kejatuhannya. Ketika dia telah merasa cukup tenang, dia melihat si ular hitam menjulurkan tubuhnya setinggi mungkin untuk mencoba menyerang kakinya, tetapi kakinya sejengkal lebih tinggi. Dia lalu mendongakkan kepala dan melihat si macan mencondongkan tubuhnya di bibir sumur untuk mencoba mencakarnya dari atas; tetapi tangannya sejengkal lebih jauh dari cakar si macan. Selama dia merenungkan keadaannya yang mengenaskan itu, dia melihat dua ekor tikus, yang satu hitam dan lainnya putih, muncul dari sebuah lubang kecil dan mulai mengerat akar pohon yang dipegangnya. 
Selama si macan mencoba mencakarnya, kaki belakangnya berpijak pada sebuah pohon kecil ditepi sumur yang menyebabkan pohon itu bergoyang-goyang. Pada salah satu dahan pohon yang menjuntai dari atas sumur, terdapat sebuah sarang lebah, madu pun mulai menetes jatuh ke dalam sumur. Melihat tetesan madu, lelaki itu menjulurkan lidahnya untuk menangkap tetesan madu tersebut.  "Mmmm! Sedap sekali," dia berkata kepada dirinya sendiri dan
tersenyum. 

Kehidupan ini selamanya dalam proses panuntasan. Lebih lanjut, sering dalam kehidupan ini kita bagaikan terjebak di antara macan lapar dan ular hitam, di antara kematian dan sesuatu yang lebih buruk, dengan siang dan malam (kedua tikus) mengunyah ngunyah seutas tali kehidupan tempat kita bergantung. Bahkan dalam situasi yang menakutkan seperti itu, selaiu ada saja madu yang menetes entah dari mana. Jika kita bijaksana, kita akan menjulurkan lidah untuk menikmati tetes-tetes madu itu. Mengapa tidak? Ketika tak ada yang perlu dilakukan, ya jangan ngapa-ngapain, nikmati saja tetes tetes madu kehidupan. 

Tatkala lelaki itu tengah menikmati tetesan madu, tikus-tikus terus mengerat akar pohon sehingga menjadi makin tipis dan makin tipis saja. Si ular hitam pun terus mennjulur-julurkan tubuhnya makin dekat dengan kaki si lelaki; sementara si macan terus mencondongkan tubuhnya lebih dalam lagi hingga cakarnya nyaris menjangkau tangan si lelaki. Lalu si macan dengan penuh semangat mencondongkan kembali tubuhnya lebih dalam lagi, tiba-tiba dia terjatuh ke dalam sumur, meluncur melewati lelaki itu dan menimpa si ular sampai mati; macan itu pun sekarat di dasar sumur.
Yah, itu bisa saja terjadi! Dan sesuatu yang tak terduga biasanya terjadi. Begitulah kehidupan kita. Jadi mengapa menyia-nyiakan momen manisnya madu, bahkan bila kita berada dalam masalah yang benar-benar pelik sekalipun. Masa depan itu tak pasti, kita tak pernah tahu pasti apa yang akan terjadi kemudian.

Senin, 28 November 2011

Hidup

Inilah Hidup Yang Harus Dilalui
Walau Duri Tajam Membentang Sepanjang Jalan
Walau Banyak Topan Berhembus Goyahkan Langkah
Inilah Hidup Yang Harus di Nikmati
Meski Tak Mampu Lagi Menatap Hari
Meski Tak Sanggup Lagi Menggapai Mimpi

Jangan Pernah Menyerah
Yakinlah Kau Berarti
Inilah Waktu Yang Tepat Tuk Benahi Diri
Inilah Saatnya Guratkan Senyum
Di Bibir Orang – Orang Terkasih

Jangan Pernah Menyerah
Masih Banyak Kisah Indah Yang Belum Terlalui
Masih Ada Tangan – Tangan Malaikat Yang Mau Berbagi
Masih Ada Cita Dan Cinta Yang Menanti

Jangan menyerah

jangan menyerah kawan
angkat kepalan tanganmu tinggi di udara
niatkan hatimu sekuat baja
gusar bukanlah pilihan
aral kita terjang
niscaya kita akan melihat terang

mari berlari kembali kawan
enyahkan musuh-musuh bebuyutan
nyanyikan terus gema perjuangan
yakinlah kita raih kemenangan
erat kita bergandengan
remukkan benteng-benteng lawan
acuhkan segala godaan
hingga tercapai tujuan

kita telah taklukkan dunia kawan
angin telah membawa perubahan
wujud nyata dari mimpi hati
angkasa tak pernah secerah hari ini
nafas kita tak lagi berlari

Life is beautiful when we can share with other


Bersyukur: mengingat yang terlupakan

Hanya dengan sedikit berfikir betapa baiknya Pemeliharaku,
mencari – cari apa yang sebenarnya Dia siratkan,
semoga saja bukan suatu pembenaran bagi resahku
lalu..

Dengan bersyukur atas segala nikmat yang Dia berikan
Kemudahan,
Kekuatan,
Kebahagiaan,
dan Kehidupan…
maka nikmat mana lagi yang mungkin aku bisa dustakan.